Thursday 2 January 2014

FJ - 13. TATACARA MENSHOLATI JENAZAH




1.  Imam dan makmum harus memenuhi syarat sahnya sholat, seperti suci dari hadas dan najis, menutup aurat, dll.
2.  Imam menempati posisi sesuai dengan keadaan jenis kelamin jenazah.  
3. Makmum disunnahkan membentuk minimal 3 shof atau lebih (bila jumlahnya banyak).[1]
Disunnahkan untuk mengumpulkan makmum lebih banyak lagi, sekalipun jama’ah sholat dilakukan secara bergelombang / bergantian disebabkan tempatnya tidak muat.[2]
3. Imam dan makmum berniat sholat jenazah.
a. Lafazh niat untuk jenazah lelaki :
أُصَلِّيْ عَلَى هَـذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ  (إِمَامًا   /   مَأْمُوْمًا) لِلَّهِ تَعَالَى
Aku sengaja mensholati jenazah/mayit ini empat kali takbiran, fardhu kifayah (sebagai imam / sebagai makmum) karena Alloh Ta’ala
b. Lafazh niat untuk jenazah perempuan sama seperti di atas. Hanya saja, kata هَـذَا الْمَيِّتِ (yang bergaris bawah) diganti dengan kata  هَـذِهِ  الْمَيِّـتَـةِ.
c. Lafazh niat yang cukup praktis untuk makmum 
أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَليْهِ  الْإِمَامُ   مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Saya senagaja mensholati jenazah orang yang sedang disholati oleh imam, sebagai makmum, karena Alloh Ta’ala
4. Membaca Takbir pertama : اَللَّهُ أَكْبَرْ”, dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah (tanpa didahului doa iftitah)
5. Membaca takbir kedua : :اَللَّهُ أَكْبَرْ, dilanjutkan membaca sholawat Nabi.
Misalnya bacaan sholawat yang agak pendek :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ,
Bacaan sholawat yang agak panjang, misalnya :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
6.  Membaca takbir ketiga : اَللَّهُ أَكْبَرْ dilanjutkan membaca doa mohon ampunan untuk jenazah orang yang sudah baligh.
Paling sedikit bacaan doa untuk jenazah lelaki : أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (Alloohummaghfir lahuu : Ya Alloh, ampunilah dia), sedang untuk jenazah perempuan : أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَـهَا (Alloohummaghfir lahaa).
Pada umumnya, doa yang dibaca adalah
a. Lafazh doa singkat untuk jenazah lelaki :
أَللَّـهُمَّ اغْفِرْ لَهُ  وَ ارْحَمْهُ  وَ عَافِهِ وَ اعْفُ عَنْهُ  وَ أَكْرِمْ نُزُلَهُ وَ وَسِّعْ مَدْخَلَهُ
Ya Alloh, ampunilah dia, rahmati dia, sejahterakan dia, ampuni dosanya, muliakan kedatangannya, dan perluaslah kuburannya
b.  Lafazh doa singkat untuk jenazah perempuan 
أَللَّـهُمَّ اغْفِرْ لَـهَا  وَ ارْحَمْهَا  وَ عَافِهَا وَ اعْفُ عَنْهَا وَ أَكْرِمْ نُزُلَـهَا وَ وَسِّعْ مَدْخَلَـهَا
Adapun untuk jenazah bayi atau anak-anak yang belum baligh, do’anya adalah sebagai berikut :
أَللَّـهُمَّ   اجْعَلْ  لِوَالِدَيْهِ  فَرَطًا وَ سَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً  وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا  وَ أَفْرِغِ الصَّبْرَ عَلَى قُلُوْبِـهِمَا,
Ya Alloh, jadikanlah dia bagi kedua orang tuanya sebagai pahala yang mendahului, penyambut di akhirat, simpanan, nasehat, pelajaran dan sebagai pemberi syafaat. Dan tuangkanlah kesabaran kedalam hati orang tuanya
7. Membaca takbir keempat: اَللَّهُ أَكْبَرْkemudian disunnahkan membaca doa berikut ini sebelum salam :
a. Lafazh do’a singkat untuk jenazah lelaki :
أَللَّـهُمَّ  لَا تَحْرِمْنَا   أَجْرَهُ  وَ لَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ  وَاغْفِرْ لَـنَا  وَ لَهُ 
Ya Alloh, jangan Engkau menghalang kami akan pahalanya dan jangan memfitnah kami sesudahnya, dan ampunilah dosaku dan dosanya
b. Lafazh do’a singkat untuk jenazah perempuan :
أَللَّـهُمَّ  لَا تَحْرِمْنَا   أَجْرَهَا  وَ لَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا  وَاغْفِرْ لَـنَا  وَ لَـهَا 
Ya Alloh, jangan Engkau menghalang kami akan pahalanya dan jangan memfitnah kami sesudahnya, dan ampunilah dosaku dan dosanya
8. Sholat jenazah diakhiri dengan mengucapkan salam pertama dan kedua  sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ  وَ بَرَكَاتُهْ
9. Makmum muwafiq (ikut bermakmum sejak takbir pertama) harus mengikuti gerak-gerik takbir imam, tidak boleh mendahului dan  tidak boleh ketinggalan dari takbirnya.
Khusus bagi makmum masbuk yang datang terlambat, ketika ia takbir pertama pada saat imam sudah takbir kedua atau ketiga, maka ia langsung melakukan takbir lalu membaca surat fatihah (pada takbir pertamanya itu), dan begitu seterusnya. Setelah imam salam, ia menambah takbir sejumlah takbir yang tertinggal.[3]
10. Selesai sholat jenazah, sebaiknya tetap berdiri di shof-nya (sebagai bentuk penghormatan terakhir) sampai jenazah diberangkatkan ke pemakaman.  Untuk itu, ada baiknya sang imam atau siapa saja yang ditunjuk agar membacakan doa semacam doa pelepasan jenazah, misalnya :
أَللَّهُـمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ  لِرُوْحِ هَـذَا الْمَيِّتِ  /    هَـذِهِ الْمَيِّـتَـةِ. (3 x  )  .
  أَللَّهُـمَّ بِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  وَ آلِ  مُحَمَّدٍ لَا تُعَذِّبْ هَـذَا الْمَيِّتِ  /    هَـذِهِ الْمَيِّـتَـةِ     . (3 x  )  . أَللَّهُـمَّ اجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا مِنَ الدُّنْيَا عِنْدَ انْتِهَاءِ آجَالِنَا قَوْلَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ  اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ. أَللَّهُـمَّ  أَحْيِنَا عَلَيْـهَا يَا حَيُّ ,  وَ أَمِتْنَا عَلَيْـهَا  يَا مُمِيْتُ , وَابْعَثْنَا عَلَيْـهَا يَا بَاعِثُ ,  وَارْفَعْنَا  وَانْفَعْنَا بِـهَا يَوْمَ لَا يَنْـفَـعُ مَالٌ وَ لَا  بَنُـوْنَ إِلَّا مَنْ أَتَى  اللَّهَ  يِقَلْبٍ سَلِيْمٍ  .  سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ . وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ . وَ الْحَمْدُ  لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 



---------------------------------------------------

Sumber : Buku “Tatacara NU Merawat Jenazah”, oleh Tim Penyusun PCNU Kota Surabaya, diterbitkan oleh PC.LTNNU Kota Surabaya, cet.1 - 2011.


[1] ) Nabi SAW bersabda :
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ فَيُصَلِّيْ عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ اَنْ يَكُوْنُوْا ثَلَاثَةَ صُفُوْفٍ إِلَّا غُفِرَ لَهُ
Tidak seorang mukminpun yang meninggal, kemudian disholatkan oleh umat Islam yang banyak sampai tiga shof, melainkan dosanya akan diampuni”. (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Turmudzi).

[2] ) Nabi bersabda :
مَا مِنْ رَجُلٍ  مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ  عَلَى جَنَازَتِهِ  أَرْبَعُوْنَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُوْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَـهُـمُ اللَّهُ فِيْهِ
" Tidak seorang muslimpun yang meninggal, kemudian disholatkan oleh 40 orang lelaki yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu, melainkan ia memperoleh syafaat dari Alloh oleh sebab (banyaknya) mereka itu”. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)

[3] ) Hasyiyah Qulyubi wa ‘Umairoh, I/390












No comments:

Post a Comment