1. Imam dan makmum harus memenuhi
syarat sahnya sholat, seperti suci dari hadas dan najis, menutup aurat, dll.
2. Imam menempati posisi sesuai
dengan keadaan jenis kelamin jenazah.
3. Makmum disunnahkan membentuk minimal 3 shof atau lebih (bila
jumlahnya banyak).[1]
Disunnahkan
untuk mengumpulkan makmum lebih banyak lagi, sekalipun jama’ah sholat dilakukan
secara bergelombang / bergantian disebabkan tempatnya tidak muat.[2]
3. Imam dan makmum berniat sholat jenazah.
a. Lafazh niat untuk jenazah lelaki :
أُصَلِّيْ عَلَى هَـذَا الْمَيِّتِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ
كِفَايَةٍ (إِمَامًا /
مَأْمُوْمًا) لِلَّهِ تَعَالَى
“Aku sengaja mensholati
jenazah/mayit ini empat kali takbiran, fardhu kifayah (sebagai imam /
sebagai makmum) karena Alloh Ta’ala”
b. Lafazh
niat untuk jenazah perempuan sama seperti di atas. Hanya saja, kata ”هَـذَا الْمَيِّتِ” (yang bergaris bawah)
diganti dengan kata ”هَـذِهِ
الْمَيِّـتَـةِ”.
c. Lafazh niat yang cukup praktis untuk makmum
أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَليْهِ
الْإِمَامُ
مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya senagaja mensholati
jenazah orang yang sedang disholati oleh imam, sebagai makmum, karena Alloh
Ta’ala “
4. Membaca Takbir pertama : “اَللَّهُ
أَكْبَرْ”, dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah (tanpa didahului doa iftitah)
5. Membaca takbir kedua : : “اَللَّهُ
أَكْبَرْ”, dilanjutkan membaca
sholawat Nabi.
Misalnya bacaan sholawat yang agak pendek :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ,
Bacaan sholawat yang agak panjang, misalnya :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى
آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى
آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
6. Membaca takbir ketiga : “اَللَّهُ
أَكْبَرْ” dilanjutkan membaca doa
mohon ampunan untuk jenazah orang yang sudah baligh.
Paling sedikit bacaan doa untuk jenazah lelaki : “أَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَهُ ” (Alloohummaghfir
lahuu : Ya Alloh, ampunilah dia), sedang untuk jenazah perempuan : “أَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لَـهَا ” (Alloohummaghfir lahaa).
Pada umumnya, doa yang dibaca adalah
a. Lafazh doa singkat untuk jenazah lelaki :
أَللَّـهُمَّ اغْفِرْ لَهُ
وَ ارْحَمْهُ وَ عَافِهِ وَ اعْفُ
عَنْهُ وَ أَكْرِمْ نُزُلَهُ وَ وَسِّعْ
مَدْخَلَهُ
“Ya Alloh, ampunilah dia,
rahmati dia, sejahterakan dia, ampuni dosanya, muliakan kedatangannya, dan
perluaslah kuburannya”
b. Lafazh doa singkat untuk
jenazah perempuan
أَللَّـهُمَّ اغْفِرْ لَـهَا
وَ ارْحَمْهَا وَ عَافِهَا وَ
اعْفُ عَنْهَا وَ أَكْرِمْ نُزُلَـهَا وَ وَسِّعْ مَدْخَلَـهَا
Adapun untuk jenazah bayi atau anak-anak yang belum
baligh, do’anya adalah sebagai berikut :
أَللَّـهُمَّ
اجْعَلْ لِوَالِدَيْهِ فَرَطًا وَ سَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ
مَوَازِيْنَهُمَا وَ أَفْرِغِ الصَّبْرَ
عَلَى قُلُوْبِـهِمَا,
“Ya Alloh, jadikanlah dia bagi kedua orang tuanya sebagai pahala yang
mendahului, penyambut di akhirat, simpanan, nasehat, pelajaran dan sebagai
pemberi syafaat. Dan tuangkanlah kesabaran kedalam hati orang tuanya”
7. Membaca takbir keempat: “اَللَّهُ أَكْبَرْ” kemudian disunnahkan membaca doa berikut ini
sebelum salam :
a. Lafazh do’a singkat untuk jenazah lelaki :
أَللَّـهُمَّ لَا
تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَ لَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَـنَا وَ لَهُ
“Ya Alloh, jangan Engkau menghalang kami akan pahalanya dan jangan
memfitnah kami sesudahnya, dan ampunilah dosaku dan dosanya”
b. Lafazh do’a singkat untuk jenazah perempuan :
أَللَّـهُمَّ لَا
تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَ لَا تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَـنَا وَ لَـهَا
“Ya Alloh, jangan Engkau menghalang kami akan pahalanya dan jangan
memfitnah kami sesudahnya, dan ampunilah dosaku dan dosanya”
8. Sholat jenazah diakhiri dengan mengucapkan salam
pertama dan kedua sambil menoleh ke
kanan dan ke kiri.
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهْ
9. Makmum muwafiq (ikut bermakmum sejak takbir pertama) harus
mengikuti gerak-gerik takbir imam, tidak boleh mendahului dan tidak boleh ketinggalan dari takbirnya.
Khusus bagi makmum masbuk yang datang terlambat, ketika ia takbir pertama
pada saat imam sudah takbir kedua atau ketiga, maka ia langsung melakukan
takbir lalu membaca surat fatihah (pada takbir pertamanya itu), dan begitu
seterusnya. Setelah imam salam, ia menambah takbir sejumlah takbir yang
tertinggal.[3]
10. Selesai sholat jenazah, sebaiknya tetap berdiri di shof-nya
(sebagai bentuk penghormatan terakhir) sampai jenazah diberangkatkan ke
pemakaman. Untuk itu, ada baiknya sang
imam atau siapa saja yang ditunjuk agar membacakan doa semacam doa pelepasan
jenazah, misalnya :
أَللَّهُـمَّ افْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوْحِ هَـذَا الْمَيِّتِ /
هَـذِهِ الْمَيِّـتَـةِ. (3 x
) .
أَللَّهُـمَّ بِجَاهِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ لَا تُعَذِّبْ هَـذَا
الْمَيِّتِ / هَـذِهِ الْمَيِّـتَـةِ .
(3 x ) . أَللَّهُـمَّ اجْعَلْ آخِرَ
كَلَامِنَا مِنَ الدُّنْيَا عِنْدَ انْتِهَاءِ آجَالِنَا قَوْلَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ.
أَللَّهُـمَّ أَحْيِنَا عَلَيْـهَا يَا حَيُّ , وَ
أَمِتْنَا عَلَيْـهَا يَا مُمِيْتُ , وَابْعَثْنَا عَلَيْـهَا يَا بَاعِثُ ,
وَارْفَعْنَا وَانْفَعْنَا بِـهَا
يَوْمَ لَا يَنْـفَـعُ مَالٌ وَ لَا
بَنُـوْنَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ يِقَلْبٍ سَلِيْمٍ . سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا
يَصِفُوْنَ . وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
. وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
---------------------------------------------------
Sumber : Buku “Tatacara
NU Merawat Jenazah”, oleh Tim Penyusun PCNU Kota Surabaya, diterbitkan
oleh PC.LTNNU Kota Surabaya, cet.1 - 2011.
[1] ) Nabi SAW bersabda :
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ فَيُصَلِّيْ عَلَيْهِ
أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ اَنْ يَكُوْنُوْا ثَلَاثَةَ صُفُوْفٍ
إِلَّا غُفِرَ لَهُ
“Tidak seorang mukminpun yang meninggal,
kemudian disholatkan oleh umat Islam yang banyak sampai tiga shof, melainkan
dosanya akan diampuni”. (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Turmudzi).
[2] ) Nabi bersabda :
مَا مِنْ رَجُلٍ
مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ
عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُوْنَ
رَجُلًا لَا يُشْرِكُوْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَـهُـمُ اللَّهُ فِيْهِ
" Tidak
seorang muslimpun yang meninggal, kemudian disholatkan oleh 40 orang lelaki
yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu, melainkan ia memperoleh syafaat
dari Alloh oleh sebab (banyaknya) mereka itu”. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
No comments:
Post a Comment