Thursday 2 January 2014

FJ - 12. MENSHOLATI JENAZAH




Tata Aturan Yang Berkaitan Dengan Sholat Jenazah, sebagai berikut :
1. Syarat Sholat Jenazah
Syarat-syarat mensholati jenazah sebagai berikut :
a. Suci bersih dari hadas besar dan kecil
b. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
c.   Menutup aurat
d.  Menghadap kiblat
e.  Jenazah sudah dimandikan dan dikafani
f. Posisi jenazah berada di arah kiblat atau di depan orang yang mensholatinya, kecuali sholat ghoib (jenazah tidak berada di tempat).
2. Rukun Sholat Jenazah
a. Niat mensholati jenazah
b. Berdiri bagi yang mampu
c.  Takbir empat  kali (termasuk takbirotul ihrom)
d. Membaca surat Al-Fatihah, setelah takbir pertama
d. Membaca sholawat Nabi, setelah takbir kedua
e.  Membaca doa ampunan untuk mayit, setelah takbir ketiga
f.  Membaca salam yang pertama, setelah takbir keempat.
3. Sunnah-sunnahnya Sholat Jenazah
a.  Sholat dilaksanakan secara berjamaah, baik oleh lelaki maupun perempuan.
b. Jika jumlah makmum banyak, sebaiknya dijadikan tiga shof atau lebih
c.   Mengangkat kedua tangan setiap kali membaca takbir
d. Membaca ta’awwudz sebelum membaca surat Al-Fatihah, (tanpa doa iftitah)
d. Membaca “Aamiin” setelah membaca surat Al-Fatihah
e.   Membaca doa, setelah takbir keempat dan sebelum salam
f.   Membaca salam yang kedua.
g. Semua bacaan sholat dibaca secara sirr (lirih, tidak keras), baik sholat dilakukan di waktu siang maupun malam)
h. Tetap berdiri menghormat pada shof-nya sampai jenazah diberangkatkan
4. Tempat Berdiri Imam dan Posisi Jenazah
Tempat berdiri imam dan orang yang sholat sendirian diatur sebagai berikut:
a. Jika jenazahnya lelaki, imam berdiri di arah kepala/pundak jenazah
b. Jika jenazahnya perempuan, imam berdiri di tengah-tengahnya, tepatnya di arah pantat/pinggul jenazah.
Posisi jenazah
a. Jenazah perempuan : kepalanya berada di sebelah kanan imam (lambung kanannya di arah kiblat dan lambung kirinya di arah imam). Dalam posisi ini berarti kepala jenazah di utara dan kakinya di selatan.
b. Jenazah lelaki : ada yang kepalanya diletakkan di sebelah kiri imam (posisi kepala jenazah di arah selatan dan kaki di utara)[1] dan ada yang diletakkan di sebelah kanan imam (posisi kepala jenazah di arah utara dan kaki di selatan). Hal ini terkadang menimbulkan pertentangan pendapat di tengah masyarakat saat ini.
Kedua cara tersebut juga telah dijelaskan pada kitab Al-Bujairimi ’ala Fat-hil Wahhab :

وَيَقِفُ غَيْرُ مَأْمُوْمٍ وَ يُوْضَعُ رَأْسُ الذَّكَرِ لِجِهَةِ يَسَارِ الْإِمَامِ  وَيَكُوْنُ غَالِبُهُ لِجِهَةِ يَمِيْنِهِ خِلَافًا لِمَا عَلَيْهِ عَمَلُ النَّاسِ الْآنَ. اَمَّا اْلاُنْثَى وَ الْخُنْثَى فَيَقِفُ اْلإِمَامُ عِنْدَ عَجِيْزَتِهِمَا وَيَكُوْنُ رَأْسُهَا لِجِهَةِ يَمِيْنِهِ عَلَى عَادَةِ النَّاسِ اْلآنَ
Posisi berdiri bagi selain makmum, yakni bagi imam atau orang yang sholat sendirian, adalah di arah kepala jenazah lelaki, dan kepala jenazah lelaki tersebut diletakkan di sebelah kiri imam, sementara pada umumnya diletakkan di sebelah kanan imam. Dengan demikian, aturan ini bertentangan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang saat ini. Sedangkan bagi jenazah wanita dan banci, posisi berdiri imam adalah di arah pantat jenazah dan kepala jenazah berada di sebelah kanan imam sesuai dengan yang biasa dilakukan oleh orang-orang saat ini”.
5. Sholat jenazah boleh dilakukan oleh kaum wanita, Hanya saja status sholatnya ini tidak bisa menggugurkan kewajiban sholat jenazah, kecuali jika tidak ada kaum lelaki yang mensholati.[2]


---------------------------------------------------

Sumber : Buku “Tatacara NU Merawat Jenazah”, oleh Tim Penyusun PCNU Kota Surabaya, diterbitkan oleh PC.LTNNU Kota Surabaya, cet.1 - 2011.







[1] ) Hasyiyah Al-Jamal, II/188
[2] ) Hasyiyah Al-Jamal, II/181

No comments:

Post a Comment