Wednesday 1 January 2014

FIQHUL JANAIZ : 1. KEMATIAN MANUSIA ADALAH SEBUAH KENISCAYAAN




Setiap Manusia Pasti Akan Mati :

Kematian merupakan keniscayaan bagi manusia dan seluruh makhluk yang bernyawa lainnya seperti hewan, malaikat, tumbuh-tumbuhan dan jin. Hanya Alloh SWT saja yang hidup kekal dan tanpa mengenal kematian. Sebagaimana firman Alloh :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ *
 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian.”


كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ * وَ يَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُوا الْجَلَالِ وَ الْإِكْرَامِ  *
 Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (QS Ar-Rahman : 26-27)

Kehidupan mereka di alam ini sudah ditentukan ajal atau batas waktunya. Jika sudah habis batas waktunya, secara otomatis mereka akan mengalami kematian. Sedikitpun mereka tidak akan mampu menunda atau memajukan datangnya “kematian” tersebut.[1]

Pengertian Hidup dan Mati
Dari uraian dan penjelasan ayat-ayat al-Qur’an di atas, dapatlah dipahami bahwa yang mengalami “kematian” adalah semua makhluk yang bernyawa, sedangkan makhluk yang tidak bernyawa tidak mengalami “kematian”. Dengan kata lain, yang merasakan kehidupan adalah semua makhluk yang bernyawa, sedangkan yang tidak bernyawa, tidak akan merasakan kehidupan.
Dengan begitu, yang menjadi ukuran seseorang itu disebut hidup atau mati adalah nyawanya, bukan badan fisiknya. Selama nyawa masih menyatu dengan badan, ia disebut “hidup”, dan sebaliknya jika nyawa sudah berpisah atau keluar dari badan, ia disebut “mati”.
Jadi, “kematian” bukanlah berarti hancur atau lenyapnya ruh dan badan seseorang, melainkan adalah proses berpisah atau keluarnya nyawa dari badan seseorang. 

Kematian Bukan Akhir Dari Proses Kehidupan Manusia
Setelah manusia mati, ia akan berpindah dari kehidupan dunia yang fana’ ini menuju kehidupan akhirat yang lebih langgeng, setelah sebelumnya ia transit dulu hidup di alam barzakh (alam kubur) untuk menunggu proses penghitungan dan penimbangan amal, sebagai syarat untuk melanjutkan kehidupan yang lebih langgeng di surga ataukah di neraka.
Dengan demikian, kematian yang ditandai oleh berpisahnya ruh dari badan ini bukanlah akhir dari proses kehidupan manusia, akan tetapi merupakan pintu gerbang dalam rangka memasuki kehidupan baru di alam barzakh dan akhirat. Baik-buruknya kehidupan baru ini sangat ditentukan oleh sedikit-banyaknya amal sholeh seseorang selama hidupnya di dunia. Alam dunia merupakan tempat menanam, dan alam akhirat merupakan tempat mengetam / memanen.
Alloh SWT berfirman:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ * وَ مَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ  *
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS Az-Zalzalah : 7-8)

---------------------------------

Sumber : Buku “Tatacara NU Merawat Jenazah”, oleh Tim Penyusun PCNU Kota Surabaya, diterbitkan oleh PC.LTNNU Kota Surabaya, cet.1 - 2011.




[1] ). Baca QS Al-A'rof : 34








No comments:

Post a Comment