_________________________
Oleh Achmad Suchaimi
Pendahuluan
:
Akhir-akhir ini Wisata Religi “Ziarah
Walisongo” sudah menjadi tradisi
kaum muslimin --terutama di kalangan kaum nahdhiyyin--. Hampir setiap hari kita
saksikan Bus-Bus Pariwisata berjajar di tempat-tempat parkir sekitar makam
Auliya’ tersebut. Ini menunjukkan betapa semangatnya kaum muslimin mengadakan
Wisata yang ada nuansa keagamaannya, sebagaimana “Ziarah Walisongo”.
Wisata Religi semacam ini tidak hanya dikenal di Jawa, di pulau di Bali pun
dikenal Wisata Religi “Ziarah Walipitu”. Obyeknya adalah 7 makam Islam yang diyakini sebagai Auliya-illah di
pulau Bali.
Manfaat dan faedah yang dapat diperoleh para peziarah dari Wisata Religi semacam ini tidak sekedar refreshing untuk mencari kesenangan atau melepas kejenuhan. Akan tetapi juga berfungsi sebagai:
1. Aktifitas Dzikrul Maut, mengingat Mati, yang sangat dianjurkan Islam. Dari aktifitas ini akan muncul semangat untuk meningkatkan amal ibadah dan amal sholeh sebagai bekal persiapan kehidupan di akhirat.
2. Mendorong untuk mencontoh prilaku dan mensuriteladani perjuangan Auliya’ tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tulisan
berikut ini secara bersambung akan memaparkan tata aturan syari’at tentang
tatacara atau adab sopan santun dalam berziarah kubur, terutama berziarah ke
makam Auliya’. Dengan harapan agar para peziarah dapat menjalankan ziarah
sesuai tuntunan Islam dan tidak terjerumus kedalam praktek-praktek yang
menyimpang lagi menyesatkan.
Selain itu, akan dipaparkan sejarah singkat perjuangan Walisongo beserta ajarannya, agar para peziarah dapat mengambil I’tibar dan suri teladan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirul
kalam. Semoga ada guna manfaatnya. Amin.
No comments:
Post a Comment