A. Tatacara Umum Berziarah
1.. Berpakaian yang menutupi aurat, suci-bersih dan
pantas-sopan.
2. Berjalan dengan tenang dan merunduk
3. Sebelum memasuki makam, usahakan berwudhu
terlebih dahulu, diteruskan sholat sunnah (wudhu) dua rakaat di masjid atau
musholla terdekat sekitar makam. Jika tak sempat sholat, paling tidak
berwudhu’, kemudian baru berziarah.
4. Melepas sandal, sepatu dan alas kaki lainnya.
Kecuali tanahnya becek, banyak najis, duri atau sejenisnya. Ini bukan berarti
bahwa tanah pekuburan itu suci sesuci masjid, akan tetapi sekedar menghormati
si penghuni makam agar tidak merasa terganggu dengan bunyi sandal-sepatu
peziarah. (HR An-Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
5. Mengucapkan
salam kepada seluruh penghuni kubur kaum muslimin pada saat memasuki area
pemakaman.
6. Jangan duduk-duduk atau bersandar diatas
makam, dan usahakan jangan sampai menginjak atau melompati makam, kecuali
terpaksa. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).
7. Jangan makan, minum dan mengadakan pesta di
area pemakaman.
8. Sebaiknya tidak mengobrol membicarakan urusan
duniawi, beromong-omong yang tiada berguna untuk mengingat kematian, dan
omongan-omongan kotor lainnya. Lebih baik waktunya digunakan berdzikrul maut
seperti membaca tahlilan, dzikir, wirid, sholawat, Yasin, mengkhatamkan
Al-Qur’an, kalimat thayyibah lainnya, memohonkan ampunan untuk si penghuni
makam, dan merenungi kehidupan setelah mati.
9. Dilarang merusak, membakar atau mencabuti
rumput dan tanaman yang tumbuh diatas makam. Apalagi sampai mengambil apa saja
barang milik inventaris makam, na’udzubillahi min dzalik.
B. Tata Cara Khusus Menziarahi Walisongo
Selain
menerapkan adab sopan santun diatas, tata cara menziarahi Walisongo secara urut
sebagai berikut :
1. Sewaktu
memasuki komplek makam mengucapkan Salam secara umum kepada seluruh
penghuni kubur:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْن, وَ إِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ.
“Salam sejahtera Allah semoga
dilimpahkan kepada kalian, wahai kaum mukminin penghuni makam ini. Insya Allah,
(pada saatnya nanti) kami menyusul kalian”
2. Setelah sampai di dekat makam Wali yang dituju, dalam keadaan berdiri mengucapkan salam secara khusus :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
يَا وَلِيَّ الله. أَنْتُمْ فِي مَقَامِ آمِنِيْنَ وَ حَضْرَةِ حَبِيْبِ رَبِّ
الْعَالَمِيْن. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا ... وَ مَنْ حَوْلَكُمْ مِنْ أَمْوَاتِ
الْمُسْلِمِيْنَ. أَنْتُمُ السَّابِقُوْنَ, وَ نَحْنُ إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ
لاَحِقُوْنَ.
“Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada
kalian, wahai Wali Allah……………(sebutkan nama Wali/Sunan) dan penghuni kubur
kaum muslimin di sekitar engkau. Kalian telah wafat mendahului kami. Insya
Allah kami akan menyusul kalian (pada saatnya nanti)”
Selanjutnya tetap dalam posisi berdiri,
sebaiknya menjelaskan maksud tujuan berziarah kepada Wali dengan membaca Qasidah
(syi’ir) berikut :
سَلاَمُ اللهِ وَ الرَّحْمَةْ *
عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ اللهْ
أَتَيْنَاكُمْ وَ زُرْنَاكُمْ * وَ
قَفْنَا يَا وَلِيَّ اللهْ
Wahai
Wali Alloh! Salam sejahtera dan rahmat Allah semoga dilimpahkan kepadamu. Wahai
Wali Alloh! Kami sengaja datang menziarahimu. Sekarang kami berdiri di
hadapanmu.
سَعِدْنَا اِذْ لَقِيْنَاكُمْ * قَصَدْنَا يَا وَلِيَّ الله
تَوَسَّـلْنَا بِكُمْ ِللهْ *
أَجِيْبُوا
يَا وَلِيَّ الله
Wahai
Wali Alloh! Kami merasa beruntung dan
bahagia bertemu denganmu. Kami bermaksud menjadikan engkau sebagai Wasilah
(perantara) untuk menyampaikan permohonan kami kepada Alloh. Kiranya engkau
tidak keberatan.
رَجَوْنَا مِنْ مَزَايَاكُمْ *لِتَدْعُوْا
يَا وَلِيَّ الله
إِلَى الرَّحْمَنِ مَا يُرَامْ *
لَدَيْنَا يَا وَلِيَّ الله
Wahai
Wali Alloh! Dengan karomah dan keistimewaan kedudukan yang engkau miliki, kami
berharap kiranya engkau sudi mendoakan kami dan menyampaikan segala
maksud-tujuan yang kami kehendaki kepada Allah.
طَلَبْنَا وُسْعَةَ اْلأَرْزَاقْ * حَلاَلاً
يَا وَلِيَّ الله
وَحِجَّ الْبَيْتِ فِىالْحَرَام* سِرَارًا يَاوَلِيَّ الله
Kami
memohon kepada Allah, 1) semoga kami diberi rizki yang banyak lagi halal; 2) semoga kami diberi kemudahan untuk segera
menunaikan ibadah haji ke Baitul Haram-Makkah;
وَ حُسْنًا فِى احْتِتَامِنَا * كِرَامًا يَا وَلِيَّ الله
عَسَى نَرْضَى عَسَى نَحْظَى * بِقُرْبٍ
يَاوَلِيَّ
الله
3) semoga diberi khusnul khotimah dan kemuliaan hidup; 4) Semoga kami memperoleh ridho-Nya dan 5). semoga segala hajat kami kepada-Nya lekas
tercapai.
وَصَلَّى سَلَّمَ
عَلَى * مُحَمَّدْ يَاوَلِيَّ الله
وَ حَمْدًا لِلْمُهَيْمِنِ * وَشُكْرًا يَا وَلِيَّ الله
Wahai Wali Alloh!
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad. Segala puji
dan syukur hanya pantas kami haturkan semata-mata kepada Allah.
3. Selanjutnya duduk secara tenang, diteruskan
membaca bacaan doa dan dzikir atau ayat-ayat Al-Qur’an dan sholawat Nabi
menurut kemampuan dan kesanggupannya. Misalnya membaca surat Yasin dan
tahlilan, bacaan wirid tertentu, atau bacaan dzikir lain semampunya. Kemudian
ditutup dengan doa untuk mayyit, dan boleh ditambahi dengan Doa tawassul secara
khusus.
Bacaan
Tahlil, Yasin dan dzikir lainnya sebaiknya dibaca secara tartil sambil diresapi
makna kandungannya, dan dengan suara pelan. Usahakan jangan keras-keras
(bengok-bengok) dan tidak memakai micropon, agar tidak mengganggu orang lain
yang sedang berdzikir.
izin copas Mas mau saya prin mau di amalkan.
ReplyDelete