Thursday, 27 April 2017

Sopan Santun Dan Tatacara Berziarah Walisongo - [ZW - 3]





A. Tatacara Umum Berziarah


1.. Berpakaian yang menutupi aurat, suci-bersih dan pantas-sopan.

2.  Berjalan dengan tenang dan merunduk

3. Sebelum memasuki makam, usahakan berwudhu terlebih dahulu, diteruskan sholat sunnah (wudhu) dua rakaat di masjid atau musholla terdekat sekitar makam. Jika tak sempat sholat, paling tidak berwudhu’, kemudian baru berziarah.

4.  Melepas sandal, sepatu dan alas kaki lainnya. Kecuali tanahnya becek, banyak najis, duri atau sejenisnya. Ini bukan berarti bahwa tanah pekuburan itu suci sesuci masjid, akan tetapi sekedar menghormati si penghuni makam agar tidak merasa terganggu dengan bunyi sandal-sepatu peziarah. (HR An-Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

5. Mengucapkan salam kepada seluruh penghuni kubur kaum muslimin pada saat memasuki area pemakaman. 

6.  Jangan duduk-duduk atau bersandar diatas makam, dan usahakan jangan sampai menginjak atau melompati makam, kecuali terpaksa. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

7.  Jangan makan, minum dan mengadakan pesta di area pemakaman.

8.  Sebaiknya tidak mengobrol membicarakan urusan duniawi, beromong-omong yang tiada berguna untuk mengingat kematian, dan omongan-omongan kotor lainnya. Lebih baik waktunya digunakan berdzikrul maut seperti membaca tahlilan, dzikir, wirid, sholawat, Yasin, mengkhatamkan Al-Qur’an, kalimat thayyibah lainnya, memohonkan ampunan untuk si penghuni makam, dan merenungi kehidupan setelah mati.

9.  Dilarang merusak, membakar atau mencabuti rumput dan tanaman yang tumbuh diatas makam. Apalagi sampai mengambil apa saja barang milik inventaris makam, na’udzubillahi min dzalik.

B. Tata Cara Khusus Menziarahi Walisongo

Selain menerapkan adab sopan santun diatas, tata cara menziarahi Walisongo secara urut sebagai berikut :

1.  Sewaktu memasuki komplek makam mengucapkan Salam secara umum kepada seluruh penghuni kubur:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْن, وَ إِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ.
Salam sejahtera Allah semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai kaum mukminin penghuni makam ini. Insya Allah, (pada saatnya nanti) kami menyusul kalian


2. Setelah sampai di dekat makam Wali yang dituju, dalam keadaan berdiri mengucapkan salam secara khusus :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ الله. أَنْتُمْ فِي مَقَامِ آمِنِيْنَ وَ حَضْرَةِ حَبِيْبِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا ... وَ مَنْ حَوْلَكُمْ مِنْ أَمْوَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ. أَنْتُمُ السَّابِقُوْنَ, وَ نَحْنُ إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ.

Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada kalian, wahai Wali Allah……………(sebutkan nama Wali/Sunan) dan penghuni kubur kaum muslimin di sekitar engkau. Kalian telah wafat mendahului kami. Insya Allah kami akan menyusul kalian (pada saatnya nanti)

Selanjutnya tetap dalam posisi berdiri, sebaiknya menjelaskan maksud tujuan berziarah kepada Wali dengan membaca Qasidah (syi’ir) berikut :

سَلاَمُ اللهِ وَ الرَّحْمَةْ  * عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ اللهْ
أَتَيْنَاكُمْ وَ زُرْنَاكُمْ   *  وَ قَفْنَا يَا وَلِيَّ اللهْ
Wahai Wali Alloh! Salam sejahtera dan rahmat Allah semoga dilimpahkan kepadamu. Wahai Wali Alloh! Kami sengaja datang menziarahimu. Sekarang kami berdiri di hadapanmu.


سَعِدْنَا اِذْ لَقِيْنَاكُمْ   * قَصَدْنَا يَا وَلِيَّ الله
تَوَسَّـلْنَا بِكُمْ ِللهْ    * أَجِيْبُوا يَا وَلِيَّ الله
Wahai Wali Alloh! Kami merasa beruntung  dan bahagia bertemu denganmu. Kami bermaksud menjadikan engkau sebagai Wasilah (perantara) untuk menyampaikan permohonan kami kepada Alloh. Kiranya engkau tidak keberatan.


رَجَوْنَا مِنْ مَزَايَاكُمْ   *لِتَدْعُوْا يَا وَلِيَّ الله
إِلَى الرَّحْمَنِ مَا يُرَامْ  *  لَدَيْنَا يَا وَلِيَّ الله
Wahai Wali Alloh! Dengan karomah dan keistimewaan kedudukan yang engkau miliki, kami berharap kiranya engkau sudi mendoakan kami dan menyampaikan segala maksud-tujuan yang kami kehendaki kepada Allah.


طَلَبْنَا وُسْعَةَ اْلأَرْزَاقْ  *  حَلاَلاً يَا وَلِيَّ الله
وَحِجَّ الْبَيْتِ فِىالْحَرَام*  سِرَارًا يَاوَلِيَّ الله
Kami memohon kepada Allah, 1) semoga kami diberi rizki yang banyak lagi halal;  2) semoga kami diberi kemudahan untuk segera menunaikan ibadah haji ke Baitul Haram-Makkah;


وَ حُسْنًا فِى احْتِتَامِنَا  * كِرَامًا يَا وَلِيَّ الله
عَسَى نَرْضَى عَسَى نَحْظَى  * بِقُرْبٍ يَاوَلِيَّ الله
3) semoga diberi khusnul khotimah dan kemuliaan hidup;  4) Semoga kami memperoleh ridho-Nya dan  5). semoga segala hajat kami kepada-Nya lekas tercapai.


وَصَلَّى سَلَّمَ عَلَى  * مُحَمَّدْ يَاوَلِيَّ الله
وَ حَمْدًا لِلْمُهَيْمِنِ *   وَشُكْرًا يَا وَلِيَّ الله
Wahai Wali Alloh! Sholawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad. Segala puji dan syukur hanya pantas kami haturkan semata-mata kepada Allah.


3.  Selanjutnya duduk secara tenang, diteruskan membaca bacaan doa dan dzikir atau ayat-ayat Al-Qur’an dan sholawat Nabi menurut kemampuan dan kesanggupannya. Misalnya membaca surat Yasin dan tahlilan, bacaan wirid tertentu, atau bacaan dzikir lain semampunya. Kemudian ditutup dengan doa untuk mayyit, dan boleh ditambahi dengan Doa tawassul secara khusus.

Bacaan Tahlil, Yasin dan dzikir lainnya sebaiknya dibaca secara tartil sambil diresapi makna kandungannya, dan dengan suara pelan. Usahakan jangan keras-keras (bengok-bengok) dan tidak memakai micropon, agar tidak mengganggu orang lain yang sedang berdzikir.



1 comment: