Thursday 11 July 2013

DM - 07. KISAH NYATA : KESAKSIAN MANTAN MATI SURI TENTANG KEHIDUPAN RUH DI ALAM BARZAH *)





Pengalaman mati suri, mati lalu hidup kembali,  ternyata dirasakan oleh beberapa orang, diantaranya dirasakan oleh Subur Satyawan (selama 20 menit, thn 2000}, Cucu Valianto (selama 2 jam, thn. 2009), Agust Melasz (thn 70-an), dan Aslina Az-Zahra (26-08-2006)..
(1). SUBUR SATYAWAN atau lebih akrab dipanggil Samson. Samson yang masa mudanya dipenuhi dengan kehidupan foya-foya, main judi dan main perempuan, serta tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, akhirnya mampu berubah menjadi suami dan ayah yang baik bagi istri dan keluarganya. Titik balik kehidupannya bermula saat Samson ‘disentil’ Tuhan, ia mengalami mati selama kurang lebih 20 menit pada tahun 2000. Seorang mantri kesehatan sempat menyatakan, bahwa secara medis ia sudah tidak bernyawa. Pada saat itulah, Samson mengaku bisa merasakan tubuhnya tertarik ke atas lepas dari badan, serta sempat melihat istri dan anak disekitarnya. Ia merasa dibawa oleh dua orang berjubah hitam berbadan besar yang dianggapnya setan dan akan membawanya ke neraka. Namun ternyata saatnya belum tiba. “Saya sempat berjanji akan hidup di jalan Tuhan, dan menolak mengikuti dua orang itu,” cerita Samson. Tuhan ternyata mendengar doanya dan memberinya kesempatan hidup kedua kalinya. Maut batal menjemputnya saat itu. Ia siuman kembali di hadapan istrinya.
(2). CUCU VALIANTO, alias Cucu Ripet, seorang pemain saxophone senior pernah mengalami mati suri tahun 2009. Saat sedang berada di kamar mandi, ia anfal jantung. Cucu yang sedang bersiap-siap untuk rekaman itu, akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Saat menjalani operasi kedua setelah sempat gagal pada operasi pertama, mendadak denyut jantungnya berhenti. Dokter menyatakan, secara medis ia sudah meninggal dunia. Alat-alat bantu operasi dilepas dari dirinya, dan ia ditinggalkan dokter selama dua jam lebih. Pada saat itulah Cucu mengaku seperti bermimpi sedang berlari-lari di sebuah bukit bersama ribuan orang lainnya, yang semuanya berwajah serupa. Menurutnya, ada sebuah pintu di puncak bukit yang mereka daki bersama-sama itu. “Saat itu saya berlari tanpa henti dan tidak merasa lelah, untuk mencapai pintu gerbang. Namun pada saat sampai di depan pintu, langsung ditutup penjaganya karena katanya sudah penuh”, kenang Cucu. Saat itulah, jantungnya berdenyut kembali dan dokter kembali disibukkan mengurusi mantan mayat Cucu. Pasca kejadian itu, Cucu mengaku mengalami sejumlah mukjizat, yang membuatnya semakin yakin akan kekuasaan Tuhan.
(3). AUGUST MELASZ, aktor senior yang pernah berjaya pada era 1970-1980-an, pada usia 15 tahun, pernah mati suri. Saat itu August dibonceng motor sahabatnya, mengalami kecelakaan hebat dan terluka sangat parah. Ia dibawa ke rumah sakit terdekat di Surabaya, dan mendapatkan pertolongan secepatnya. Namun ia dinyatakan oleh dokter bahwa nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Aneh, saat dalam keadaan tak sadar itu, August mengaku justru merasa sadar dan bisa mengetahui serta mendengar semua kejadian di sekitarnya. August mengaku bagaimana dirinya lemas dan ruhnya meninggalkan jasadnya. Ruhnya melesat menuju satu titik sinar terang sembari menyaksikan kakaknya di ruangan dekat jasadnya.
(4). Pengalaman Mati Suri yang paling dahsyat diceritakan oleh ASLINA AZ-ZAHRA, seorang warga Bengkalis yang mati suri pada 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan peristiwa apa saja yang disaksikan ruhnya selama mati suri. 
Sebelum memberi kesaksian, paman Aslina, Rustam Effendi, memberikan penjelasan pembuka. Bahwa Aslina adalah anak yatim dari keluarga sederhana ia. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur 7 tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA, ia termakan racun. Tersebab itu ia sakit-sakitan selama 3 tahun. Pada umur 20 tahun, ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itulah maka pada hari Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan, bahwa penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi. Kalau dioperasi, maka akan terjadi pendarahan. Oleh karena itu, Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah.
Malam harinya Aslina gelisah luar biasa, lantas dibawa kembali ke R.S. Mahkota sekitar pukul 12 malam, masuk ke unit gawat darurat (UGD). Saat itu detak jantungnya tidak karuan dan napasnya pun sesak, lantas ia dibawa keluar UGD dan masuk ke ruang perawatan Intensif. Di ruangan itu, Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Pamannya pun mengajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat padanya. Selang beberapa waktu, dalam pandangan sang paman, Aslina menghembuskan nafas terakhir (= wafat).
Usai Rustam Effendi memberi pengantar, seterusnya Aslina memberikan kesaksiaanya : ''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur”, begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, memperbanyak amal shaleh, dan meningkatkan ketakwaan sebelum mati datang.
''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu dan hadirin pun terpaku mendengarkan kesaksiannya.”Sungguh, terlalu sakit mati itu”. Diceritakannya, bahwa rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan yang ditarik/dikoyak dari dagingnya. Bahkan lebih sakit lagi. Kata Aslina, ''Terasa bahwa malaikat mencabut nyawa dari kaki kanan saya''. Di saat itu ia sempat dituntun (talqin) oleh pamannya membaca kalimat thoyibah. ''Saat nyawa di ujung napas, saya berzikir. Sungguh sakitnya, Pak, Bu”, ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru. 
  
Diungkapkan, setelah ruhnya dicabut dari jasad, ruh Aslina menyaksikan bahwa di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat berpakaian serba putih mengucapkan salam, Assalaimualaikum, kepada ruhnya.
''Malaikat itu besar. Kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,''ujar Aslina. “Lalu malaikat itu bertanya: siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.“ 
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan tersebut dengan lancar. Ia lantas dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah.
Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis, badannya berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itu adalah amal buruk dari orang tersebut.
Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput.
Aslina melanjutkan kesaksiannya, bahwa ruhnya di alam barzah tersebut dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah'' : ''Wahai ayah,  bisakah saya bertemu dengan ayah (asli) saya”, tanyanya. Lantas muncullah satu sosok muda yang berusia antara 17-20 tahun. Ruh Aslina tidak mengenalnya, karena ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Dan ernyata benar, bahwa sosok muda itu adalah ayahnya sendiri. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ruh ayahnya dan berkata: “Wahai ayah, janji saya telah sampai”.
Mendengar hal itu, ruh ayahnya menangis, lalu berkata kepadanya : “Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu”.  Ruh Aslina pun menjawab : “Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.
Usai menceritakan dialog tersebut, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin : “Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal”, ujarnya bak seorang pendakwah.
Setelah itu, ruh ayahnya menunduk, dua malaikat lantas memimpinnya kembali. Di tengah perjalanan,  ruh Aslina bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Kemudian ia dibawakan kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, dan di sebelahnya terdapat seorang perempuan cantik yang auratnya tertutup. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu : “Siapa kamu?”. Dan dijawabnya : “Akulah (amal) kamu”.
Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya tersebut berjalan menelusuri lorong waktu, melihat penderitaan manusia-manusia yang sedang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya busuk menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya : “Siapa manusia ini?”. Dan dijawabnya, bahwa orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.
Kemudian dilihatnya orang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi kepada amalnya tentang orang tersebut, dan dijawabnya, bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat.
Lalu tampak pula oleh ruh Aslina seseorang yang dihunjamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina.
Tampak juga orang yang saling bunuh, dan ternyata orang itu ketika hidup di dunia suka bertengkar dan mengancam orang lain.
Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk-tusuk dengan 80 tusukan. Setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah. Orang tersebut menjerit dan tidak ada yang mau menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang penyebabnya, dan dijawabnya bahwa orang tersebut selama hidup di dunia suka membunuh.
Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka, tidak mau memelihara dan memenuhi kebutuhan orang tuanya ketika di dunia.
Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina pada suatu malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tidak tampak lagi. Tiba-tiba muncul suara orang-orang mengucap Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Dan tiba-tiba pula ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalung itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.
Perjalanannya pun berlanjut. Ruh Arlina melihat tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya. Di belakang tepak itu terdapat gambar Ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab, bahwa tepak tersebut adalah husnul khatimah (Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan berbuat baik,red).
Selanjutnya ruh Aslina mendengar ada suara azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya : “Sayamau shalat”.  Kedua malaikat yang memimpinnya lantas melepaskan tangan ruh Aslina.
''Saya pun bertayamum, terus shalat seperti orang-orang di dunia shalat”, ungkap Aslina.


Selanjutnya ruh Aslina kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi, dan diperlihatkan pula kepadanya makam Nabi Muhammad SAW. Di makam tersebut batangan-batang an emas di dalam tepak ”husnul khatimah” mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ruhnya melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruhnya : “Tolong kau sampaikan kepada umat, agar bersujud di hadapan Allah”.
Ruh Aslina lantas menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Jarak antara dia dengan kumpulan manusia tersebut sekitar lima meter. Mereka berteriak, “Cepatkan kiamat…. Aku tak tahan lagi di sini, Ya Allah…..”.  Mereka juga memohon, “Tolong kembalikan aku ke dunia… Aku mau beramal”.
Begitulah di antara cerita Aslina tentang apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin agar segera  bertaubat dan beramal shaleh, serta tidak melanggar aturan Allah. 


======================

Setelah kesaksian Aslina tersebut, instruktur Pelatihan ESQ, Legisan Sugimin, yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (penulis buku, sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ), menjelaskan bahwa “Apa yang disampaikan oleh Aslina, merupakan suatu bukti kebenaran yang ditunjukkan Allah kepada kita semua”, ujarnya.
Legisan Sugimin selanjutnya mengemukakan, mungkin diantara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, bahwa fenomena MATI SURI dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri tersebut pernah diteliti ilmuan Barat. Seorang peneliti dan peraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia, Dr Raymond A Moody, pernah meneliti fenomena “mati suri” ini dan hasilnya, bahwa orang yang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama, yaitu masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan lagi ke dunia. Hasil penelitian Dr. Raymond tentang Mati Suri ini dapat dibaca di buku “Life After Life”, atau di situs : www.lifeafterlife.com
Legisan Sugimin menggarisbawahi pernyataan Dr Raymond A Moody Jr berkaitan dengan hasil penelitiannya, bahwa orang yang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, dan di sana ia melihat rekaman seluruh apa saja yang pernah ia lakukan selama hidupnya di dunia, lalu di akhir pengakuannya, orang yang mati suri itu berkata : “Aku ingin agar dapat kembali dan membatalkan semuanya”.
Dengan demikian berarti ada kesamaan antara kesaksian ruh Aslina terhadap milyaran manusia yang berteriak-teriak ingin dikembalikan lagi ke dunia agar dapat beramal shaleh, dengan akhir hasil penelitian Raymond yang menyebutkan keinginan mereka agar dapat kembali dan membatalkan semuanya.
Kesaksian dari keduanya tersebut sangat sesuai dengan firman Allah :

 حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنَ (99). لَعَلِّيْ أَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ. كَلاَّ, إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِـهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (100).
"Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100)”. { QS. Al-Mukminun, [2] : 99-100}.
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga QS Az-Zumar [39]: 54

وَ أَنِيْبُوْا إِلَى رَبِّكُمْ وَ أَسْلِمُوْا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ (54).
''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).'' { QS.  Az-Zumar, [39]: 54}



=================================================

*) SUMBER :

Tulisan tersebut disadur, diramu dan dapat dilacak dari beberapa sumber berikut :
2.    http://hikmah.pelitaonline.com/news/2013/05/03/kesaksian-aslina-ketika-ia-mati-suri#.UdT_k3lSlkg
3.    http://bagindaery.blogspot.com/2013/03/kisah-nyata-mati-suri-menyaksikan.html#sthash.ITOTHTRJ.dpuf
4.    www.youtube.com/watch?v=zm0tI5U7EjU
5.    http://minyak-ijo.blogspot.com/2013/06/kesaksian-orang-mati-suri.html
6.    http://ratnadwiyulintina.blogspot.com/2013/06/kesaksian-orang-mati-suri.html
7.    http://yozzasaqira.blogspot.com/2013/05/kisah-nyata-mati-suri-menyaksikan-siksa.html
8.    http://ustadchandra.wordpress.com/.../mati-suri-2-jam-mengaku-melihat-alam-...
9.    http://ntpshipz.wordpress.com/2013/.../kesaksian-seorang-yang-pernah-mati-suri/.
10. http://m.jakartapress.com/read/detail/7561/august-melasz-pernah-mati-suri/




No comments:

Post a Comment